Jumat, 21 Juni 2013

Bahagia...


Ketika malam datang , hampir menuju paginya yang dingin. Aku teringat sesosok itu ,dari parasnya yang tersenyum padaku,  jemarinya yang memegangi erat tangan ku, badan nya yang nyaman dipeluk ku, bahkan aroma tubuhnya yang selalu tertinggal di badan ku.  Hampir selama enam tahun sudah semua itu masih saja terlihat nyata dibenak ku, bahkan sampai tak bisa aku sadari, aku bisa benar – benar melewati hidup tanpa dekapan dan ketulusan nya. Bapak….. 

Sekilas pikiran ku melayang luas kebelakang , mengingat semua apa yang sudah terjadi. Banyak hal yang berbeda setelah kepergian nya, yang aku rasakan aku bahagia menjadi putri kecil nya. Putri kecil yang selalu mendapatkan curahan ketulusan yang belum sempat aku balas bahkan, belum ku ucapkan terimakasih padanya. Kerinduan ini selalu datang , kerinduan yang hampir di tiap malam menghabisi tubuhku, bahkan membasahi mataku sampai aku tak ingin berhenti untuk itu.

Semua terekam baik di memori pikiran ini, dimulai dari bapak bangunkan ku dengan suara lembut dikuping “Bangun Nak”  sampai ku tertidur kembali dan dia ucapkan “selamat Tidur Nak” , kau ingat semua pak, ingat dengan tugas sekolah ku, ingat dengan mandiku, ingat dengan main ku, ingat dengan makan ku, dan tentunya ingat dengan hatiku. Dia yang sangat menjaga perasaan putri nya agar tidak ada orang lain yang menyakiti bahkan melukainya sedikitpun. Senyuman hangat yang kutemukan saat ku pulang lelah mencari ilmu , sudah tak  kudapat darinya, bahkan aku terkadang tersenyum sendiri untuk berharap membalasnya dan dia melihat. Tangannya yang kuat dan kekar justru terasa lembut menyentuhku, seakan untuk meyakiniku Bapak mencintai aku , putrimu.

Dia membahagiakan aku dengan caranya, tidak dengan memanjakan ku, tidak dengan menuruti semua apa yang ku mau. Caranya yang selalu aku suka, cara yang bisa sangat membahagiakan aku lebih dari itu. Terlintas aku ingat dulu, ketika aku sepulang sekolah aku pergi bermain hingga larut petang. Diperjalanan menuju pulang, dikepalaku hanya ada cemas dan takut akan kemarahan nya nanti , tapi itu semua hilang ketika aku masuk rumah justru disambutnya dengan makanan yang dia buat sendiri, “Ini dimakan dulu” dia menyuruh ku makan karena dia ingat aku belum makan sedari pulang sekolah. Aku bahagia pak .

Ku ingat kembali, saat hujan datang kau menyempatkan diri meninggalkan pekerjaan mu untuk berdiri didepan gerbang sekolah ku , untuk menjemput ku agar tidak kehujanan yang mungkin bisa membuatku jatuh sakit ,Aku bahagia pak ..Saat kau selalu datang kesekolah dengan keyakinan mu bahwa aku bisa mendapatkan peringkat di sekolahku, Aku Bahagia pak.. Disaat kau temani aku belajar membuat tugas sekolah ku, Aku bahagia Pak. Disaat kau membuatkan aku sebuah gambar, yang sudah kau tau aku tak bisa menggambar, Aku bahagia pak. Disaat kau buatkan aku sebuah mainan , agar aku tidak menangis saat kau pergi sebentar, Aku  bahagia pak. 

Angin pun menggoyahkan ingatan kecil itu dipikiran ku , sempat aku sadar namun aku serasa tetap ingin menantikan tubuh itu.
Semua perlakuan mu membuat aku takut jauh darimu, ketika kau ingin pergi sebentar karena pekerjaan mu , aku cemas. Sampai aku tahu kau pergi bukan hanya untuk sebentar, tapi selamanya. Aku bahagia pak,bahagia…. Bahagia karena  allah menjadikan aku putrimu dan bapak kebahagiaan ku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar