Selasa, 22 Oktober 2013

Penalaran Deduktif


Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Dengan kata lain penalaran adalah suatu hubungan data – data atau fakta menjadi suatu simpulan. Penalaran terdiri dari dua jenis yaitu Penalaran deduktif dan Penalaran Induktif .Disini saya aka nmenjelaskan lebih khusus mengenai penalaran deduktif. 

PenalaranDeduktif

Penalaran Deduktif adalah suatu hubungan data – data yang  sifat penerepan bersifat umum yang dihubungkan menjadi suatu simpulan atau  fakta yang khusus.
Contoh penalaran deduktif :
Premis1  :Setiap mamalia pasti menyusui
Premis2  :Semua kucing adalah mamalia
Simpulan :Semua kucing pasti menyusui

Penalaran Deduktif memiliki berbagai jenis yang terdiridari:

Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penalaran untuk menarik simpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (premis) dan sebuah konklusi (simpulan) .Bila dilihat dari bentuknya silogis mememiliki beberapa jenis

a.      Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi
Premis umum      :Premis Mayor (My)
Premis khusus     :Premis Minor (Mn)
Premis simpulan :Premissimpulan (K)
Contoh :
Semua vegetarian hanya makan sayur (My)
Putri hanya makan sayur (Mn)
Jadi, Putri adalah vegetarian

a.      SilogismeHipotesis
Silogisme hipotesis adalah argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik,sedangkan premis minornya adalah proposisi. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik
 
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti :
Jika hujan saya memakai payung
Sekarang hujan
Jadi, saya memakai payung

Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekwensinya, seperti :
Jika musim gugur,daun - daun akan berguguran
Sekarang daun-daun telah berguguran
Jadi, musim telah datang

Silogisme hipotetik yang premis minorny amengingkari antecedent, seperti :
Jika saya pulang larut malam, maka ibu akan memarahi saya
Saya tidak pulang larut malam
Jadi, ibu tidak akan memarahi saya

Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekwensinya, seperti :
Jika adik terjatuh, maka adik akan menangis
Adik tidak menangis
 Jadi, adik tidak terjatuh.

a.      Silogisme Disjungtif
Silogisme Disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disjugtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternative yang premis mayor.Silogisme disjungtif dibedakan dalam artian sempit dan dalam artian luas.

Silogisme disjungtif dalam artian sempit
Silogisme disjungtif dalam artian sempit berarti mayornya mempunyai alternatif kontradiktif, seperti:

                    Hendra jujur atau berbohong (premis1)
                    Ternyata Hendra jujur (premis2)
                    Ia tidak berbohong (konklusi)

Silogisme disjungtif dalam artian luas
Silogisme disjungtif dalam artian luas berarti mayornya mempunyai alternative bukan kontradiktif, seperti :
                    Ibu dirumah ataudi pasar(premis1)
                    Ternyata ibu tidak dirumah(premis2)
                     Ibu dipasar (konklusi)
 
a.      ENTIMEN
Entimen adalah silogisme yang diperpendek. Entimen tidak perlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya,
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari – hari, baik dalam tulisan maupun lisan.

Contoh :
Menipu merugikan orang lain (Mn)
Menipu adalahdosa (K)

Narasumber  
 http:// girlycious09.wordpress.com