Sabtu, 25 April 2015

LAPORAN KEUANGAN BANK MANDIRI TAHUN 2010 - 2014

LABA RUGI (2) TAHUN 2014
LABA RUGI (1) TAHUN 2014
NERACA (5) TAHUN 2014
NERACA (4) TAHUN 2014
NEGARA (3) TAHUN 2014
NERACA (2) TAHUN 2014
NERACA (1) TAHUN 2014
LABA RUGI (2) TAHUN 2013
LABA RUGI (1) TAHUN 2013
NERACA (4) TAHUN 2013
NERACA (3) TAHUN 2013

NERACA (2) TAHU  2013
NERACA (1) TAHUN 2013
LABA RUGI (2) TAHUN 2012
LABA RUGI (1) TAHUN 2012
NERACA (5) TAHUN 2012
NERACA (4) TAHUN 2012
NERACA (3) TAHUN 2012
NERACA (2) TAHUN 2012
NERACA (1) TAHUN 2012
LABA RUGI (2) TAHUN 2011
NERACA (5) TAHUN 2011
NERACA (4) TAHUN 2011
NERACA (3) TAHUN 2011
NERACA (2) TAHUN 2011
NERACA (1) TAHUN 2011
LABA RUGI (2) 2010
LABA RUGI (1) TAHUN 2010
NERACA (5) TAHUN 2010
NERACA (4) TAHUN 2010
NERACA (3) TAHUN 2010
NERACA (2) TAHUN 2010
NERACA (1) TAHUN 2010




Kamis, 02 April 2015

Analisis Budaya Perusahaan MNC (Multinational Corporation) Berbasis Jepang di Indonesia

Nama               : Putri Hendrawati
Kelas               : 4EB01
NPM               : 28211439
Softskill           : Akuntansi Internasional
Tema               : Pertumbuhan Dan Penyebaran Operasi Multinasional


Bisnis internasional secara tradisional terkait dengan perdagangan luar negeri. Saat ini, bisnis internasional semakin berhubungan dengan investasi asing langsung, yang meliputi pendirian system manufaktur atau distribusi di luar negeri dengan membentuk afiliasi yang dimiliki seutuhnya, usaha patungan atau aliansi strategis.
Salah satu nya yaitu berbicara tentang budaya, contoh nya yaitu Analisa Budaya Perusahaan MNC (Multinational Corporation) Berbasis Jepang di Indonesia.
Era globalisasi merupakan era yang sedang kita hadapi saat ini. Globalisasi sering dikatakan sebagai suatu proses atau keadaan dimana batas antar negara dianggap menjadi lebih tidak kentara. Hal ini dikarenakan interaksi yang terjalin antar negara semakin mudah, baik itu kemudahan dalam bertukar informasi, perdagangan, teknologi, gaya hidup dan bentuk-bentuk interaksi lainnya. Selain itu, dengan terjadinya globalisasi maka pengalaman kehidupan sehari-hari, ide-ide, dan informasi di seluruh dunia menjadi bernilai standar. Keadaan demikian dipengaruhi oleh teknologi komunikasi dan komunikasi yang semakin canggih serta kegiatan perekonomian yang semakin luas dan merambah pasar dunia.
Dengan adanya globalisasi, perusahaan multinasional (multinational corporation/ MNC) dapat lebih bebas melakukan ekspansi negara-negara lain. Alasan untuk mendapatkan sumber daya baru, mengurangi resiko politik, perluasan pangsa pasar, dan lain sebagainya – merupakan hal-hal yang melandasi perusahaan multinasional untuk memperluas operasinya. Hadirnya perusahaan multinasional tersebut, tentu saja berkaitan dengan aspek SDM (sumber daya manusia) yang dikelola sebagai penggerak bisnisnya tersebut. IHRM atau International Human Resource Management menurut Lado & Wilson (1994) merupakan sejumlah aktivitas, fungsi dan proses tertentu yang mengatur proses untuk menarik (attracting), mengembangkan (developing) dan mempertahankan (maintaining) sumber daya manusia di perusahaan multinasional. Dengan begitu IHRM merupakan agregat dari sejumlah sistem pengelolaan SDM yang digunakan untuk mengelola sumber daya manusia di lingkungan perusahaan multinasional, baik di bagian local maupun di bagian internasional. Pengelolaan SDM pada perusahaan multinasional melibatkan pengaturan yang lebih kompleks, seperti masalah peraturan tenaga kerja yang berlaku, konversi upah & transfer pricing, ekspatriat, hingga masalah budaya, yang pada akhirnya mempengaruhi budaya perusahaan.
Budaya perusahaan merupakan satu set nilai, penuntun kepercayaan akan suatu hal, pengertian dan cara berpikir yang dipertemukan oleh para anggota orgaanisasi dan diterima oleh anggota baru seutuhnya[1]. (W. Jack Duncan: 1989). Tujuan budaya adalah untuk melengkapi para anggota dengan rasa (identitas) organisasi dan menimbulkan komitmen terhadap nilai-nilai yang dianut oleh organisasi.
Budaya perusahaan mampu memberi arah bagi kelangsungan hidup perusahaan dan memberi suatu identitas khas baginya. Jepang merupakan salah satu negara dengan perusahaan multinasional yang terbanyak di Indonesia. Tercatat, pada tahun 2006 jumlah perusahaan Jepang yang ada di Indonesia berjumlah 783 banyaknya. Dan hal tersebut mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2014. Jepang juga dikenal sebagai negara yang memiliki nilai-nilai, filosofi, dan semangat yang terkuat, yang ditularkan ke seluruh dunia melalui budaya perusahaan pada perusahaan multinasional yang tersebar, termasuk di Indonesia. Misalnya saja kehadiran perusahaan multinasional dari Jepang di Indonesia mencontohkan nilai-nilai baik rakyat Jepang. Hal ini dikenal dengan budaya Kaizen. Kaizen merupakan istilah dalam budaya Jepang yang bermakna perbaikan secara berkesinambungan. [2] Dalam budaya Kaizen, semua cara hidup baik itu dalam hal bekerja atau kehidupan social atau bahkan kehidupan berumah tangga perlu disempurnakan setiap saat. Pandangan tersebut menyiratkan bahwa setiap orang harus menyempurnakan hidup dan kehidupannya. Budaya Kaizen yang selalu diterapkan oleh masyarakat Jepang memiliki 5 nilai luhur yang sering disebut juga sebagai gerakan 5S. Nilai-nilai tersebut dijadikan filosofi dalam kehidupan sehari-hari mereka dan merupakan nilai yang kuat serta terus dipertahankan di sepanjang hidup mereka. Gerakan 5 S yakni berupa (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke). Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : [3]
·         Seiri (ringkas) merupakan aktivitas menyingkirkan barang-barang yang tidak diperlukan sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja hanya barang yang benar-benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja.
·         Seiton (rapi) yakni segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan sehingga siap digunakan pada saat diperlukan.
·         Seiso (resik) merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik
·         Seiketsu (rawat) merupakan kegiatan menjaga kebersihan pribadi sekaligus mematuhi ketiga tahap sebelumnya.
·         Shitsuke (rajin) yaitu pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja dalam menjalankan seluruh tahap 5S.
Implementasi nilai 5S ini selalu dibarengi dengan penerapan budaya Kaizen. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk mencapai efektivitas pelaksanaan 5S. Selain itu, penerapan 5S juga harus dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan urutannya. Oleh karenanya, hasil dari implementasi nilai sebelumnya akan mempengaruhi tindakan implementasi nilai berikutnya. Contohnya yaitu jika nilai pertama (seiri - ringkas) tidak dilaksanakan dengan baik, maka nilai berikutnya (seiton – rapi) tidak akan dapat dijalankan secara maksimal, begitu seterusnya. Dengan demikian maka penerapan nilai 5S ini juga mengajarkan tentang arti kedisiplinan.
Negara Jepang mampu menjadikan berbagai perusahaannya menjadi perusahaan multinasional raksasa di Asia. Jepang merupakan salah satu negara Asia yang miskin akan sumber daya alam (SDA), namun dengan keunggulan sumber daya manusia yang mereka miliki, mereka mampu menjadikan negaranya menjadi negara maju dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Tulisan ini berusaha untuk menganalisis budaya perusahaan multinasional (multinational corporation)berbasis Jepang yang ada di Indonesia, sebagai langkah untuk pengelolaan IHRM (International Human Resource Management).

Sumber : 
Pendahuluan dari penelitian Tri Noviantoro, 2014 "Analisis Budaya Perusahaan MNC (Multinational Corporation) Berbasis Jepang di Indonesia"
https://www.linkedin.com/pulse/20140904062203-154884582-analisis-budaya-perusahaan-mnc-multinational-corporation-berbasis-jepang-di-indonesia