Jadi pada dasarnya investasi adalah “membeli” sesuatu yang diharapkan bisa “dijual kembali“ di masa yang akan datang dengan nilai yang lebih tinggi sedangakan Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Investasi diartikan sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memproleh keuntungan. Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi.
Secara umum bentuk aset yang di Investasikan terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1.
Riil Investment
Yaitu menginvestasikan sejumlah dan tertentu pada aset berwujud, seperti halnya tanah, emas, bangunan, emas, dan lain-lain.
Yaitu menginvestasikan sejumlah dan tertentu pada aset berwujud, seperti halnya tanah, emas, bangunan, emas, dan lain-lain.
2.
Financial Investment
Yaitu menginvestasikan sejumlah dana tertentu pada aset finansial, seperti halnya deposito, saham, obligasi, dan lain-lain. Dalam hal ini surat berharga yang diperdagangkan atau yang sering disebut dengan efek adalah berupa saham. Menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal, definisi dari bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantaranya. Di Indonesia, perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Tidak semua perusahaan dapat langsung mengeluarkan suatu efek (saham), oleh sebab itu perusahaan yang ingin menerbitkan efek harus memenuhi kriteria ataupun peraturan-peraturan yang ada sebelum menerbitkan suatu efek.
Yaitu menginvestasikan sejumlah dana tertentu pada aset finansial, seperti halnya deposito, saham, obligasi, dan lain-lain. Dalam hal ini surat berharga yang diperdagangkan atau yang sering disebut dengan efek adalah berupa saham. Menurut Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal, definisi dari bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantaranya. Di Indonesia, perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Tidak semua perusahaan dapat langsung mengeluarkan suatu efek (saham), oleh sebab itu perusahaan yang ingin menerbitkan efek harus memenuhi kriteria ataupun peraturan-peraturan yang ada sebelum menerbitkan suatu efek.
Faktor-faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi dimasa depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah.
1.
Pengaruh Nilai Tukar
Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai
tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Dalam
jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui
pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure
reducing effect. Penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil
aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan
selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Penurunan nilai
tukar mata uang domestik akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan
mata uang domestik dan dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang
yang diperdagangkan / barang-barang ekspor (traded goods) relatif
terhadap barang-barang yang tidak diperdagangkan (non traded goods),
sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong
ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.
2.
Pengaruh Tingkat Suku Bunga
Tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan
pada dorongan untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengolahan
barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan modal (input) lain
untuk menghasilkan output / barang final.
3.
Pengaruh Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat
investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan
meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi
yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan
distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu menurut Greene
dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai
ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah
dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro.
4.
Pengaruh Infrastruktur
Seperti dilakukan banyak negara di dunia,
pemerintah mengundang investor guna berpartisipasi menanamkan modalnya di
sektor-sektor infrastruktur, seperti jalan tol, sumber energi listrik, sumber
daya air, pelabuhan, dan lain-lain. Partisipasi tersebut dapat berupa
pembiayaan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing. Melihat perkembangan
makro-ekonomi saat ini, terutama memperhatikan kecenderungan penurunan tingkat
bunga.
Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya
menjadi satu alternatif pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka
menanggulangi krisis. Pembangunan infrastruktur akan menyerap banyak tenaga
kerja yang selanjutnya akan berpengaruh pada meningkatnya gairah ekonomi
masyarakat. Dengan infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai oleh
dunia usaha akan makin besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.
5. Nilai Waktu dan Uang
NILAI waktu uang atau time value of money
adalah konsep yang menjabarkan bahwa uang yang tersedia pada saat ini lebih
berharga dibandingkan uang dalam jumlah sama yang tersedia di masa yang akan
datang. Soalnya, ada faktor bunga yang bisa membuat uang yang telah kita terima
menjadi berbiak. Dus, semakin cepat uang itu kita terima, ia akan semakin
berharga.Karenanya, Anda harus hati-hati saat membandingkan nilai uang yang
Anda terima dalam waktu yang berbeda. Dalam hal ini, Anda harus memperhatikan
faktor waktu dan bunga
6.
Biaya
Investasi
Hal yangpaling menentukan
adalah tingkat bunga pinjaman. Makin tinggi tingkat bunganya maka biaya
investasi makin mahal. Akibatnya minat akan investasi makin menurun. Namun
tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan investasi
tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi dan faktor
yang mempengaruhi adalah masalah kelembagaan.
7.
Birokrasi perijinan
Birokrasi perijinan sama pentingnya
dengan suku bunga karena birokrasi yang panjang akan memperbesar biaya investor
sehingga mengakibatkan panjang waktu berurusan dengan aparat dan dapat membuka
oknum pemerintah untuk melakukan suap dalam rangka mempercepat birokrasi.
Faktor - faktor penentu pertumbuhan dan perubahan
struktur ekonomi
1.
Faktor
Produksi
kegiatan yang melakukan
proses, pengolahan, dan mengubah faktor-faktor produksi dari yang tidak/kurang
manfaat/gunanya menjadi memiliki nilai manfaat yang lebih. Faktor- Faktor
produksi yang umumnya digunakan adalah tenaga kerja, tanah, dan modal. Kelangkaan
pada suatu faktor produksi biasanya akan menyebabkan kenaikan harga faktor
produksi tersebut. Faktor Produksi
terdiri dari SDM,SDA,tenaga kerja, modal, kewirausahaan
2.
Faktor
Investasi
Faktor Investasi sangat
penting dalam penentu pertumbuhan dan struktur ekonomi karena apabila dalam
suatu negara investasinnya menurun maka akan mempengaruhi suatu defisa negara dan
pendapatan sehingga berpengaruh pada strukturekonomi
3.
Faktor
perdagangan luar negeri
Perdagangan luar negeri /
Perdagangan Internasional perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang
dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu
negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah
negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu
faktor utama untuk meningkatkan GNP
4.
Faktor kebijakan moneter dan inflasi
Adanya kebijakan moneter
adalah berpengaruh dengan persediaan uang negara apabila persediaan uang turun
maka akan terjadinya suatu inflasi yang sangat mempengaruhi struktur ekonomi
negara
5.
Kondisi dan Struktur awal Ekonomi dalam Negeri
(Economic Base)
Kondisi awal struktur ekonomi sangat mempengaruhi
kondisi ekonomi kedepan apakah kondisi tersebut makin baik ataupun menurun.
Contohnya dalam Suatu Negara yang pada wal pembangunan ekonomi atau
industry-industri dasar (seperti mesin, besi, dan baja) yang relative akan
mengalami proses industrialisasi yang lebih pesat atau cepat dibandingkan yang
hanya memiliki indistri-industri ringan (seperti tekstil, pakaian jadi, alas
kaki, makanan, dan minuman).
Selain itu ada dua faktor pula yang mempengaruhi
:
. Faktor-faktor
Internal
a. Factor ekonomi, antara
lain:
· Buruknya fundamental ekonomi
nasional
· Cadangan devisa
· Hutang luar negeri dan
ketergantungan impor
· Sector perbankan dan riil
· Pengeluaran konsumsi
b. Faktor non ekonomi,
antara lain:
· Kondisi politik, social dan keamanan
· PMA dan PMDN
· Pelarian modal ke luar negeri
· Nilai tukar rupiah
2. Faktor-faktor
Eksternal
· Kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau dunia
Terimakasih kepada bapak / ibu dan
blogger yang secara tidak langsung membantu terselesaikannya tugas saya dan
mohon maaf apabila saya menambahkan pendapat dalam tugas saya ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar