Pagi hari itu saya mendapat kabar dari seorang
teman, bahwa liburan semester2 ini akan diadakan turk kepantai Anyer. Saya tentu
saja sangat antusias menyambutnya, karena liburan kali ini akan menjadi suatu pengalaman
yang luar biasa bersama mereka. Terlebih di semester 3 sampai semester akhir
kami akan berpisah karena system perkuliahan kampusmengaturnyademikian.
“Huhu..Sedih juga sih ya harusberpisah, kan sudah
setahun lebih kita bareng-bareng.” Ujar seorang teman kepada saya.
Akhirnyahari
yang dinanti pun tiba, tanggal 31 Mei 2012 setelah UTS selesai, kami berangkat dengan menaiki bus TNI. Tidak sedikitt
eman saya yang protes terhadap mobil yang akan mengantar kami ketempat tujuan. “Hah!?
Bus TNI!? Gak ada mobil yang lain apa selain
itu?” Kata teman perempuan yang tidak mau disebutkann amanya. “Hahaha.Enakan naik
inilah Yul,kan bias bebas hambatantuh kalo kenamacet.”Aku Icha. “Udahlah syukurinaja
Yul, daripada enggak dapet kendaraan, lu emang maunaikGetek keAnyer!?Guesih enggak
mau.”Ujar Robi meledek “Iyadehiya, gue setuju-setuju ajadeh, yang penting kita bias
liburan bareng-bareng.”Ayul pun mengalah sambil tersenyum kuda.
Perjalanan
pun dimulai, didalam bus kita semua bersendagurau satu sama lain, ada yang main
gitar, makan, minum, bengong, tidur. Tidak terasa perjalanan ini sudah mencapai
setengahnya.Jam sudah menunjukkan waktu 11.45 WIB kami pun berhenti di rest area
terdekat untuk istirahat dan salat dzuhur.
Tepat
pukul 13.00 WIB kami melanjutkan perjalanan menuju tempat tujuan, Namun saat perjalanan dirasaakan cepatsampai
tujuan, bus yang kami tumpangi tiba-tiba tersendat di tengah jalan tol yang
lumayan sepi dari kendaraan lain, sontak saja, supir langsung mengambil arah kekiri
untuk memberhentikan kendaraannya agar tidak mengganggu pengguna mobil yang
akan lewat. Rupanya bus kami mengalami masalah pada bagian mesin, sialnya supir
dan kernet tidak membawaalat-alat untuk memperbaiki kerusakans eperti ini. Kami
sempat kecewa karena perjalanan terhenti akibat bus yang mogok.Hari semakin menampakkan
senjanya, sebagian dari kami ada yang berupaya untuk membuat bus bias menyala kembali,
dengan mencoba mendorongnya. “Satu, dua, tigaaaa...” Teriak salah seorang teman.
“Aduhh..ko enggak nyala-nyalaya nih bus?” Kata Fandi.“Duuh..masa mau disini terussih,
kapan kita sampe nih!! Kan gue mau mandi.”UjarMirsad, yang sedari pagi memikirkan
kolam renang di penginapan.
Akhirnya
Pak supir dan kernetnya pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan akan dilanjutkan,
tapi tidak dengan bus. “Lho..Terus naik apa?” Pak kernet kemudian menyuruh kami
semua untuk menurunkan semua barang-barang yang ada di bus, dia kemudian pergi keperumahan
di sebelah jalan tol ini. Karena perumahan itu hanya di batasi dengan tembok
yang sudah agak hancur, jadi sangat mudah untuk dilewati tanpa harus memanjat. Satu-persatu
dari kami bergegas karena hari yang sudah kunjung malam.
Dan
ternyata, Pak supir sudah menyewakan 4 mobil mikrolet berukuran sedanguntuk mengantarkan
kepenginapan. Kami lumayan lega, karena tidak disangka supir akan cepat mendapatkan
mobil pengganti. Tanpa basa-basi satu –persatu barang dinaikkan kedalam mikrolet,
setelah semuanya selesai kami langsungmemulai perjalanan lagi yang sempat tertunda
selama kurang lebih 1 jam. Perjalanan dimulai dengan melewati kampong sekitar
yang masih sangat asri di malam hari dan tidak banyak aktifitas kendaraan yang
ada seperti di kota Jakarta. “Hooo....tenang banget suasana di kampong ini.”
Ujar saya sambil melihat persawahan yang tidak begitu jelas karena hari sudah malam.
Aktifitas
di dalammobil pun tidak banyak karenasebagian orang di mikrolet yang saya tumpangi
ini kebanyakan perempuan, sebagian ada yang tertidur pulas. Tanpa terasa 1 jam lebih terlewati, akhirnya pada
pukul 21.10 WIB kami tiba di tempat tujuanya itu Penginapan Adrian. Satu-persatu
barang-barang mulai diturunkan dari mobil untuk dibawa masukke penginapan,
wajah-wajah tanpa beban pun mulai terlihat, teman saya yang sedari tadi tidur dan
yang puasa berbicara pun langsung senang ketika tahu bahwa diasudah sampai di
tujuan.Kami langsung membayar mikrolet yang sudah disewakan oleh Pak supir tadi
dan mereka kembali pulang.“Woi, kita berenang yuk!! Gerah nih gara-gara di
mikrolet terus.”Ujar Michael alias Jackson alias Mirsad. “Gilalu, baru banget nyampe
masa udah mau berenang aja.” Kata Feri, yang baru muncul dari atap penginapan.
Setelahnya kami langsung masuk kekamar masing-masing dan merencanakan acara
yang akan diadakan esok.
Keesokannya,
kami pergiketempat tujuan berlibur yaitu PantaiAnyer, pemandangan disana sangatlah
luarbiasa, lautnya yang masih biru, pasirpantai yang putih bersih, dan ombak besar
yang cocok untuk peselancar pemula. Sebagian da yang bermain bola pantai, ada
yang berenang di bibir pantai dan ada pula yang bergalau-ria di bawah pohon kelapa
sambil memandang kelangit berwarnabiru yang diakibatkan pantulan cahaya matahari
kelaut.Celotehan pun terdengar “Guys, kita naik Banana Boat yuk!” “Yuk yuk,
kapan lagi kita bias naik Banana Boat, di Ancol kan enggak ada.” “Yaudah,
bilang ke Mas-mas nya cepet.”Beberapa temanakhirnya memutuskan untuk naik
Banana Boat yang konon katanya sensasinya tidak kalahmengasyikan dengan wahana
air yang ada di Dufan. Dan benar saja, teman saya pun ada yang sampai 3 kali
naik Banana Boat karena sensasinya yang dapat mengobati hati dia yang sedang galau
ditinggal oleh pacarnya.
Matahari
pun seakan enggan untuk memancarkan sinarnya lagi seperti yang dialakukan beberapa
jam yang lalu.Ya, hari sudah sore, senja pun akan berganti menjadi malam. Sudah
waktunya kami kembali kepenginapan ,untuk mengistirahatkan badan yang seakan tidak
mau diistirahatkan ini dari berbagai aktifitas yang sudah dialaminya seharian penuh.“Keren
nih liburan!Guee nggak akan lupain hari ini, Bro.”Ujar seorang teman yang sangat bersemangat.
Hari
ini kami bersiap untuk pulang, banyak dari sebagian teman mengatakan betapa cepatnya
liburan ini berakhir, tidaklah adil apabila kebahagiaan yang sederhana ini berlalu
begitu cepat. Saya berharap persahabatan ini tidak cepat berakhir seperti sepasang
kekasih yang terkendala oleh jauhnya jarak percintaan mereka. Saya berharap persahabatan
yang saling menyayangi seperti sayang orang tua terhadap anaknya. Akhirnya kita
berpisah kawan setelah 1 tahun bersama, semoga kalian sehat selalu.“Karena Akhir
Adalah Permulaan.”